KISAH PANJANG KOES PLUS


SUMBER: Majalah TOP No. 26
KOES PLUS memulai kisah perjalanannya yang panjang di dunia musik dengan band Teen Ager’s Voice yang dibentuk Tonny Koeswoyo sekitar tahun 1952.Setelah bertukar nama menjadi Irama Remaja dengan anggotanya Sophan Sophian ,band ini terpaksa dikubur untuk kemudian Koes & Bros. Dalam grup terbaru anak2 pak Koeswoyo itu terselip pula nama Jan Mintaraga yang sekarang dikenal sebagai pelukis komik. Baca Kelanjutannya..

Selasa, 10 Desember 2013

KOES PLUS MENURUT KATA ORANG




SAPTO RAHARJO,Mahasiswa ASDRAFI dan Pemimpin grup Folk song The Pads Yogya:

“saya hanya senang volume 1 dan 11,lainnya jelek semua.Live show?Saya belum pernah menyaksikannya,hanya lihat di tv tok.Saya paling seneng nonton show God Bless dan Bimbo. Untuk urusan lirik saya salut Bimbo dari pada Koes. Apalagi sekarang Koes terlalu digiring cukong untuk cepat2 cari doku sebanyak2nya. Mungkin itu prinsip mereka,mumpung bisa cari duit selagi masih muda;cipta lagu sebanyak2nya dan merekam secepat mungkin pokoknya duit masuk tak peduli lagu kampungan atau cengeng.
 
Kalau duit sudah banyak baru merekam lagu bermutu. Diantara sekian banyak lagu Koes, saya paling senang lagu Kolam Susu karena berani melawan kenyataan yang ada di Indonesia.Sampai2 grup saya The Pads pernah membawakan lagu yang merupakan protes halus itu. Menurut pendapat saya kalau ada lagu yang menceritakan keadaan sosial ekonomi yang melarat,itu bukan lagu protes tapi hal yang wajar.Tapi sebaliknya kalau ada lagu yang menceritakan keadaan Indonesia kaya raya, itulah protes..

Drs.MARYONO ALADIN, Mahasiswa Kedokteran GAMA tingkat akhir dan manager Colombo Disco Yogya

“ Biar orang lain benci sama Koes Plus,toh lagu2 mereka laris kayak kacang goreng. Yang penting kan lagu2 mereka enak didengar. Liriknya gampang diapal,gripnya sederhana. Dan justru kesederhanaannya itulah yang bisa menarik hati masyarakat sehingga seolah-olah sudah merupakan mitos atau cap, kalau lagu2 koes  keluar pasti terkenal.

RENDRA,dramawan beken yg kini tengah mempersiapkan drama barunya “ Perjuangan Suku Naga”

“ Saya kurang mengetahui tentang Koes dan tidak otentik. Yang penting sekarang adalah apa yang saya karyakan dan bagaimana saya berkarya selama ini dalam bidang drama. Lagu2 Koes yang saya denger paling2 ya cuma Nusantara, yang lainya nggak Tahu.”

TATY, Ibu 4 orang anak.

“Dibandingkan dengan Mercy’s,Favorits atau D’’lloyd saya lebih senang Koes Plus.Kecuali lagu2nya enak untuk dinikmati juga tampang2 mereka keren dan lucu2. Menutur saya diantara mereka Tonny-lah yang paling lucu,. Kalau dia yang nyanyi, saya mau ketawa saja. Dan lagu2 koes plus yang saya demenin misalnya Kolam susu, Layang2,Mari2 dan Tul Jaenak”

NAZAR EFFENDI ERDE,Managing Editor HariannSinar Indonesia Medan.

“Saya pernah kagum pada Koes plus,kendatipun hanya lewat kasetnya. Tapi akhir2 ini saya sangat kecewa, terutama tentang Pop Melayu yang tidak menggambarkan ciri2 Melayu. Irama lagu dan aksen kata2 Melayunya tidak tepat. Sedikit banyak kami merasa tersinggung oleh Pop Melayu Koes Plus. Lebih baik mereka memperdalam Pop Jawa dari pada Pop Melayunya yang menyakitkan itu.
Pop Indonesia-nya lumayan.Musiknya memikat hanya bahasa Indonesianya  kurang bagus. Berbeda dengan Charles Hutagalung, walaupun mukanya serem karena ia orang batak, tapi aksen Bataknya tidak kentara. Bahasa Indonesia Charles lebih baik dari Koes Plus

MANAEK HUTABARAT,Bintang TVRI Stodia Medan 1972.

“Sebagai grup musik pop Koes Plus dan tahu selera masyarakat. Tapi saya benci mereka karena ke-plagiatanya. Dan yang lebih  tidak saya senangi mereka itu latah.Laris lagu2 Melayu, merekam melayu;laku dang-dut mereka pun berdang-dut. Saya salut jika Koes Plus bertahan dan mengkhususkan diri  pada lagu2 pop Indonesia dan pop Jawa. Jangan latah dan memikirkan duit saja. Itu namanya Tamak..”

Sumber : kliping majalah TOP no 25 dan 26
Ditulis ulang sesuai ASLINYA untuk penggemar KPB