KISAH PANJANG KOES PLUS


SUMBER: Majalah TOP No. 26
KOES PLUS memulai kisah perjalanannya yang panjang di dunia musik dengan band Teen Ager’s Voice yang dibentuk Tonny Koeswoyo sekitar tahun 1952.Setelah bertukar nama menjadi Irama Remaja dengan anggotanya Sophan Sophian ,band ini terpaksa dikubur untuk kemudian Koes & Bros. Dalam grup terbaru anak2 pak Koeswoyo itu terselip pula nama Jan Mintaraga yang sekarang dikenal sebagai pelukis komik. Baca Kelanjutannya..

Rabu, 22 April 2009

JAMBORE BAND DI ISTORA SENAYAN

TIGA group band kenamaan, yakni KOES PLUS, The Mercy’s dan Pretty Sisters memeriahkan acara musical show yang diberinama JAMBORE BAND di Istora Senayan. Acara yang semula dipersiapkan baik-baikitu, ternyata sempat dibuat kacau untuk beberapa saat lamanya. Pada waktu The Mercy’s main, pihak keamanan tidak lagi sanggup membendung arus penonton yang nyerbu masuk.

Kedudukan Albert (saxs) yang digantikan oleh Indra tidak mempengaruhi permainan The Mercy’s. Mercy ‘s masih tetap seperti semula ; bahkan applause hadirin cukup meriah ketika Charles dan kawan2nya membawakan lagu “ Gara2 Cinta” disusul dengan lagu2 mereka dalam album volume 1 dan vol. V.

Acara selanjutnya dipegang oleh Pretty Sisters yang dapat mengendalikan permainanya. Group wanita ini memang boleh kita banggakan, karena masing2 pemain bisa menguasai instrument lebih dari satu. Mereka juga memiliki personal appearance yang baik. Faktor ini yang mungkin akan membuat Pretty Sisters kelak mendapatkan tempat dihati penggemar musik Indonesia. Demontrasi individu-nya pada sebuah nomer dari Rare Earth yang berjudul I Can’t Believe What Happened Last Night sungguh cemerlang. Sayang, pada waktu gadis2 Surabaya itu bermain tiba2 terjadi kerusakan tehnis pada lead guitar yang dimainkan oleh Erna.

Dibandingkan sambutan yang diberikan kepada Mercy ‘s dan Pretty Sisters, jelas penonton lebih antusias kepada KOES PLUS. Ketika KOES PLUS muncul, arus penonton tak dapat dikendalikan lagi. Sekitar panggung penuh dengan manusia, sehingga menjengkelkan merekan yang duduk di VIP dan kelas I. KOES PLUS malam itu menyajikan lagu2 lamanya sampai yang terbaru, termasuk lagu2 Pop Jawa.

Jamboree Band kalau diukur dengan jumlah penonton yang datang, memang sukses besar. Sayang hiburan tersebut jadi kurang asyik ditonton karena terganggu ketertibanya. ( Eddy I.C ).

Sumber : koleksi VARIA NADA no. 166
Ditulis ulang sesuai ASLINYA

Senin, 13 April 2009

SEJARAH PATAS

Mulai dibentuk oleh keempat orang ini di Surabaya, tahun 1967. Kemudian hijrah ke ibu-kota diawal 70 an. Perantau2 dari kota buaya ini tinggal serumah susah senang ditanggung bersama2, maklumlah belum mempunyai pekerjaan tetap, sementara penghasilan sebagai anak Band masih sulit didapat.

Tanpa setahu teman2, Murry ikut rekaman dengan Koes Plus sebagai drummer untuk volume 1. Setelah volume 1 keluar, baru Murry menjelaskan duduk perkaranya kepada teman2,bahwa dia bermaksud meninggalkan PATAS bergabung dengan bekas Koes Bersaudara dalam band baru, KOES PLUS.” Walau kita kecewa dengan tindakan Murry,tapi itu hak dia”, kata Edmond.

Kekecewaan yang diderita teman2 Murry se PATAS, membuat mereka segan meneruskan grup yang telah dibina sejak dari kota asal. Edmond ikut band The Commandos, kemudian keluar, mulai merantau ke pulau Sumatra;Padang, Pekan Baru,Tanjung Pinang samapi hijrah ke Singapura, kembali lagi ke Sumatra. Salah satu band yang dibentuk diperantauan ada yang pakai judul: MG Voice, yang bisa berarti Maluku Group Voice, bisa pula menjadi Madjid Group Voice;Madijd nama sang cukong. Maxie ikut group Kumbang Cari-nya Nuskan Syarief,untukmkemudian bosan dan nganggur.” Saya ikut band yang berlainan corak ini karena terpaksa oleh dorongan perut”,katanya malu2. Wempy lebih baik nasibnya. Ikut Rhadows alias Datulong,kemudian ikut Jack Lesmana di group-jazznya. Setelah grup Jack &Nick impotent, dia mencoba ber-sama2 Jerry Souissay membentuk The Ampy’s yang sempat menghebohkan dimasa-media saja, Maxie pun ikut. Bulem tiga bulan kedua orang eks PATAS ini merasa kurang cocok dengan Jerry, apalagi setelah kegagalan show di Ambon, bubarlah The Ampy’s tanpa ribut2.

Kembalinya Edmond dari petualangan menggugah perasaan mereka bertiga untuk kembali menghidupkan PATAS dan mulai mencoba dari bawah. Secara kebetulasn mereka bertemu dengan NOMO KOESWOYO yang juga sedang sibuk membentuk band sendiri serta perusahaan rekaman sendiri,ingin mematahkan dominasi Remaco.Tutup ketemu tumbu. Mereka bertiga diajak untuk rekaman dibawah label Indo Music dan mengisi sebalik kaset yang sudah disediakan untuk NO KOES. Walau honor tak seberapa sebagai pembuka jalan kearah ketenaran,bila hal ini dimungkinkan mereka bertiga setuju. Mardanus yang masih lontang lantung di nite2 club walau sempat bentuk The Abstrak bersama Fuad setelah band Bina-Rianya bubar, ditarik untuk main organ,Wempi masih tetap main Bass, Maxie masih gitar pengiring, sedang Edmond berubah tugas dari melodi ke drum.

Walau nama mereka sudah tercetak dalam kaset ,walau kasetnya laku luar biasa akibat publikasi No Koes yang luar biasa. Mereka toh masih kurang puas dengan mutu yang dihasilkan,” sebetulnya ada lagu kami yang lebih berbobot,persis seperti anjuran si-Bung,yakni memasukan unsur Jazz kedalamnya. Tapi hal ini tidak disetujui Nomo, karena kurang komersiil”. Mungkin benar hal itu kurang komersiil,walau perlu dicoba dulu dan lebih baik menjadi band yang berdiri khas hingga dikenal karena ke-khasanya, dari pada jadi band kwacian. Bukan mustahil pihak Nomo selaku producer tidak menghendaki band kedua yang diperkenalkan malampui mutunya dari band pertama yang diandalkan. Ini dugaan penulis. Nah, kenapa tidak mencoba menawarkan diri ke perusahaan rekaman Irama yang sudah berubah menjadi Celebrating Studio dengan managernya Jack Lesmana? Bila mana perlu bahkan melupakan kenangan lama,berupa nama PATAS, berganti nama baru seperti yang dikatakan Nomo,”Barisan Sakit Hati”,atau singkatan dati itu.Selamat mencoba.(Zantha)

Ditulis ulang sesuai ASLINYA