SAPTO RAHARJO,Mahasiswa ASDRAFI
dan Pemimpin grup Folk song The Pads Yogya:
“saya hanya senang volume 1 dan
11,lainnya jelek semua.Live show?Saya belum pernah menyaksikannya,hanya lihat
di tv tok.Saya paling seneng nonton show God Bless dan Bimbo. Untuk urusan
lirik saya salut Bimbo dari pada Koes. Apalagi sekarang Koes terlalu digiring
cukong untuk cepat2 cari doku sebanyak2nya. Mungkin itu prinsip mereka,mumpung
bisa cari duit selagi masih muda;cipta lagu sebanyak2nya dan merekam secepat
mungkin pokoknya duit masuk tak peduli lagu kampungan atau cengeng.
Kalau duit sudah banyak baru
merekam lagu bermutu. Diantara sekian banyak lagu Koes, saya paling senang lagu
Kolam Susu karena berani melawan kenyataan yang ada di Indonesia.Sampai2 grup
saya The Pads pernah membawakan lagu yang merupakan protes halus itu. Menurut
pendapat saya kalau ada lagu yang menceritakan keadaan sosial ekonomi yang
melarat,itu bukan lagu protes tapi hal yang wajar.Tapi sebaliknya kalau ada lagu
yang menceritakan keadaan Indonesia kaya raya, itulah protes..
Drs.MARYONO ALADIN, Mahasiswa
Kedokteran GAMA tingkat akhir dan manager Colombo Disco Yogya
“ Biar orang lain benci sama Koes
Plus,toh lagu2 mereka laris kayak kacang goreng. Yang penting kan lagu2 mereka
enak didengar. Liriknya gampang diapal,gripnya sederhana. Dan justru kesederhanaannya
itulah yang bisa menarik hati masyarakat sehingga seolah-olah sudah merupakan
mitos atau cap, kalau lagu2 koes keluar
pasti terkenal.
RENDRA,dramawan beken yg kini
tengah mempersiapkan drama barunya “ Perjuangan Suku Naga”
“ Saya kurang mengetahui tentang
Koes dan tidak otentik. Yang penting sekarang adalah apa yang saya karyakan dan
bagaimana saya berkarya selama ini dalam bidang drama. Lagu2 Koes yang saya
denger paling2 ya cuma Nusantara, yang lainya nggak Tahu.”
TATY, Ibu 4 orang anak.
“Dibandingkan dengan Mercy’s,Favorits
atau D’’lloyd saya lebih senang Koes Plus.Kecuali lagu2nya enak untuk dinikmati
juga tampang2 mereka keren dan lucu2. Menutur saya diantara mereka Tonny-lah
yang paling lucu,. Kalau dia yang nyanyi, saya mau ketawa saja. Dan lagu2 koes
plus yang saya demenin misalnya Kolam susu, Layang2,Mari2 dan Tul Jaenak”
NAZAR EFFENDI ERDE,Managing
Editor HariannSinar Indonesia Medan.
“Saya pernah kagum pada Koes
plus,kendatipun hanya lewat kasetnya. Tapi akhir2 ini saya sangat kecewa,
terutama tentang Pop Melayu yang tidak menggambarkan ciri2 Melayu. Irama lagu
dan aksen kata2 Melayunya tidak tepat. Sedikit banyak kami merasa tersinggung
oleh Pop Melayu Koes Plus. Lebih baik mereka memperdalam Pop Jawa dari pada Pop
Melayunya yang menyakitkan itu.
Pop Indonesia-nya
lumayan.Musiknya memikat hanya bahasa Indonesianya kurang bagus. Berbeda dengan Charles
Hutagalung, walaupun mukanya serem karena ia orang batak, tapi aksen Bataknya
tidak kentara. Bahasa Indonesia Charles lebih baik dari Koes Plus
MANAEK HUTABARAT,Bintang TVRI
Stodia Medan 1972.
“Sebagai grup musik pop Koes Plus
dan tahu selera masyarakat. Tapi saya benci mereka karena ke-plagiatanya. Dan
yang lebih tidak saya senangi mereka itu
latah.Laris lagu2 Melayu, merekam melayu;laku dang-dut mereka pun berdang-dut.
Saya salut jika Koes Plus bertahan dan mengkhususkan diri pada lagu2 pop Indonesia dan pop Jawa. Jangan
latah dan memikirkan duit saja. Itu namanya Tamak..”
Sumber : kliping majalah TOP no 25
dan 26
Ditulis ulang sesuai ASLINYA
untuk penggemar KPB