”NATAL KELABU” BAGI ”KOES PLUS”
”Pintu-pintu semua tak dapat dibuka” kata Yok dengan suara murung setelah pemakaman.”Saya masih menguasai kesadaran,meskipun agak panik setelah melihat Sonya dan anak-anak yang berlumuran darah. Untuk mencari jalan keluar,kaca belakang mobil saya tendang dengan kaki telanjang, hingga tumit saya berdarah.Satu persatu korban saya keluarkan.Menunggu ambulan lama sekali baru datang”.
LAYANG_LAYANG: Agaknya, grup musik anak-anak keluarga Koeswoyo ini memang harus tetap menjadi bahan pemberitaan. Kedudukannya sebagai perintis musik pop Indonesia memang menghendaki demikian.Mereka merupakan manusia manusia yang hidup dan matinya dicurahkan untuk musik. Demi musik itu pulalah mereka pernah harus mendekam di rumah penjara akibat penilaian politis, dimana Koes yang dewasa ini masih bernama ”Koes Bersaudara”, yang terdiri dari Tonny, Nomo,Yok dan Yon, mereka harus dengan pedih hati menerima cap sebagai ”penyebar kebudayaan ngak ngik ngok”.
Koes Plus merupakan grup musik yang selalu saja berada dideret paling depan dalam percaturan musik Indonesia.Liryk-liryk lagu Koes Plus yang selalu mudah dihapal,nada-nadanya yang cepat meresap kepublik serta beat-beatnya yang senantiasa baru dan segar, nerupakan andil terbaik untuk penunjang ketenaran mereka.Semua lagu Koes Plus selalu saja cepat menjadi top hits serta diterima oleh seluruh lapisan konsumen musiknya.
Tapi sebagai orang-orang yang selalu dipercaturkan,mereka juga kadang menerima ” Bom ” berita gosip. Seperti umum mengetahui,Koes plus merupakan kelompok pemusik yang mengutamakan otentisitas,hingga dalam pergelaran dan pembawaan musiknya, mereka selalu diwarnai oleh hal yang asli dari Koes.Tapi ada saja ”tukang gossip” yang mencari cari ”titik lemah” dari grup ini. Akhir akhir ini meluncur gossip pahit yang bermula dilancarkan oleh sebuah mingguan ibukota tentang ” Kolam Susu ” katanya: ” Tidak semua lagu-lagu Koes Plus Asli, ada beberapa lagu ciptaan orang lain yang hak ciptanya dibeli dan diakui sebagai lagu ciptaan Koes.
Benarkah mereka pernah membawakan lagu orang lain? ”Benar kata orang dekat dengan grup ini ”Tapi orang lain itu ternyata bukan orang luar” yang dimaksud ” orang lain ” itu ternyata adalah Koeswoyo, ayah dari Koes dan Koes. Dalam album mereka yang terakhir,terdapat dua lagu dari tangan Koeswoyo yang menyodorkan akronim alias kependekan nama K.S. Lagu-lagu itu adalah ”Layang-layang ” dan ” Muda-mudi ”.
” Lagu ini, mulanya sudah tidak akan dinyanyikan dalam album Volume 9 ” kata Susy kepada Sonata ” tapi Bapak menyatakan jaminannya kalau lagu itu bakal menjudi top-hits” nyatanya memang benar. Dua lagu itu sempat ”meledag ” ditelinga penggemarnya. Tapi, kisah tentang dua lagu itu masih belum berhenti disitu. Menurut orang yang dekat dengan grup itu, ”Layang-layang” dan ”Muda-mudi” ternyata merupakan lagu pengantar kematian. Apakah disadari atau tidak, dengan membawa dua lagu itu dalam albumnya, Koes Plus tengah menyongsong suatu kematian yang tidak bisa dihindari dan dia adalah SONYA.
Pada mulanya lagu kematian itu memang bukan ditujukan kepada Koes Plus maupun keluarganya.Menurut sumber yang sangat patut dipercaya ”layang-layang” dan ”Muda-mudi” merupakan adaptasi dari lagu Belanda. Dn dalam bentuk aslinya, dua lagu itu biasa untuk mengiringi penguburan. Bahwa kemudian lewat lagu terucapkan pula perpisahan dan penghantaran kematian, semua ini sulit diuraikan dan diduga seperti maut itu sendiri.
Akan halnya SONYA yang dipuja oleh Yok, namanya akan tetap abadi meskipun jazatnya telah tiada. Ini terbukti seperti liryk lagu ” SONYA”
Sonya senyumanmu Sonya
Senyum yang selalu menawan hatiku
Oh Sonya
Sonya tahukan kau Sonya
Apa yang tersimpan didalam hatiku
Oh Sonya
Mulai saat itu, hatiku berkata untuk mu
Mungkinkah senyummu kau berikan hanyalah untuk ku
SUMBER: Majalah SONATA medio Januari 1974
Ditulis ulang sesuai ASLINYA untuk penggemar KOES PLUS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
test komentar