Mulai dibentuk oleh keempat orang ini di Surabaya, tahun 1967. Kemudian hijrah ke ibu-kota diawal 70 an. Perantau2 dari kota buaya ini tinggal serumah susah senang ditanggung bersama2, maklumlah belum mempunyai pekerjaan tetap, sementara penghasilan sebagai anak Band masih sulit didapat.
Tanpa setahu teman2, Murry ikut rekaman dengan Koes Plus sebagai drummer untuk volume 1. Setelah volume 1 keluar, baru Murry menjelaskan duduk perkaranya kepada teman2,bahwa dia bermaksud meninggalkan PATAS bergabung dengan bekas Koes Bersaudara dalam band baru, KOES PLUS.” Walau kita kecewa dengan tindakan Murry,tapi itu hak dia”, kata Edmond.
Kekecewaan yang diderita teman2 Murry se PATAS, membuat mereka segan meneruskan grup yang telah dibina sejak dari kota asal. Edmond ikut band The Commandos, kemudian keluar, mulai merantau ke pulau Sumatra;Padang, Pekan Baru,Tanjung Pinang samapi hijrah ke Singapura, kembali lagi ke Sumatra. Salah satu band yang dibentuk diperantauan ada yang pakai judul: MG Voice, yang bisa berarti Maluku Group Voice, bisa pula menjadi Madjid Group Voice;Madijd nama sang cukong. Maxie ikut group Kumbang Cari-nya Nuskan Syarief,untukmkemudian bosan dan nganggur.” Saya ikut band yang berlainan corak ini karena terpaksa oleh dorongan perut”,katanya malu2. Wempy lebih baik nasibnya. Ikut Rhadows alias Datulong,kemudian ikut Jack Lesmana di group-jazznya. Setelah grup Jack &Nick impotent, dia mencoba ber-sama2 Jerry Souissay membentuk The Ampy’s yang sempat menghebohkan dimasa-media saja, Maxie pun ikut. Bulem tiga bulan kedua orang eks PATAS ini merasa kurang cocok dengan Jerry, apalagi setelah kegagalan show di Ambon, bubarlah The Ampy’s tanpa ribut2.
Kembalinya Edmond dari petualangan menggugah perasaan mereka bertiga untuk kembali menghidupkan PATAS dan mulai mencoba dari bawah. Secara kebetulasn mereka bertemu dengan NOMO KOESWOYO yang juga sedang sibuk membentuk band sendiri serta perusahaan rekaman sendiri,ingin mematahkan dominasi Remaco.Tutup ketemu tumbu. Mereka bertiga diajak untuk rekaman dibawah label Indo Music dan mengisi sebalik kaset yang sudah disediakan untuk NO KOES. Walau honor tak seberapa sebagai pembuka jalan kearah ketenaran,bila hal ini dimungkinkan mereka bertiga setuju. Mardanus yang masih lontang lantung di nite2 club walau sempat bentuk The Abstrak bersama Fuad setelah band Bina-Rianya bubar, ditarik untuk main organ,Wempi masih tetap main Bass, Maxie masih gitar pengiring, sedang Edmond berubah tugas dari melodi ke drum.
Walau nama mereka sudah tercetak dalam kaset ,walau kasetnya laku luar biasa akibat publikasi No Koes yang luar biasa. Mereka toh masih kurang puas dengan mutu yang dihasilkan,” sebetulnya ada lagu kami yang lebih berbobot,persis seperti anjuran si-Bung,yakni memasukan unsur Jazz kedalamnya. Tapi hal ini tidak disetujui Nomo, karena kurang komersiil”. Mungkin benar hal itu kurang komersiil,walau perlu dicoba dulu dan lebih baik menjadi band yang berdiri khas hingga dikenal karena ke-khasanya, dari pada jadi band kwacian. Bukan mustahil pihak Nomo selaku producer tidak menghendaki band kedua yang diperkenalkan malampui mutunya dari band pertama yang diandalkan. Ini dugaan penulis. Nah, kenapa tidak mencoba menawarkan diri ke perusahaan rekaman Irama yang sudah berubah menjadi Celebrating Studio dengan managernya Jack Lesmana? Bila mana perlu bahkan melupakan kenangan lama,berupa nama PATAS, berganti nama baru seperti yang dikatakan Nomo,”Barisan Sakit Hati”,atau singkatan dati itu.Selamat mencoba.(Zantha)
Ditulis ulang sesuai ASLINYA
Tanpa setahu teman2, Murry ikut rekaman dengan Koes Plus sebagai drummer untuk volume 1. Setelah volume 1 keluar, baru Murry menjelaskan duduk perkaranya kepada teman2,bahwa dia bermaksud meninggalkan PATAS bergabung dengan bekas Koes Bersaudara dalam band baru, KOES PLUS.” Walau kita kecewa dengan tindakan Murry,tapi itu hak dia”, kata Edmond.
Kekecewaan yang diderita teman2 Murry se PATAS, membuat mereka segan meneruskan grup yang telah dibina sejak dari kota asal. Edmond ikut band The Commandos, kemudian keluar, mulai merantau ke pulau Sumatra;Padang, Pekan Baru,Tanjung Pinang samapi hijrah ke Singapura, kembali lagi ke Sumatra. Salah satu band yang dibentuk diperantauan ada yang pakai judul: MG Voice, yang bisa berarti Maluku Group Voice, bisa pula menjadi Madjid Group Voice;Madijd nama sang cukong. Maxie ikut group Kumbang Cari-nya Nuskan Syarief,untukmkemudian bosan dan nganggur.” Saya ikut band yang berlainan corak ini karena terpaksa oleh dorongan perut”,katanya malu2. Wempy lebih baik nasibnya. Ikut Rhadows alias Datulong,kemudian ikut Jack Lesmana di group-jazznya. Setelah grup Jack &Nick impotent, dia mencoba ber-sama2 Jerry Souissay membentuk The Ampy’s yang sempat menghebohkan dimasa-media saja, Maxie pun ikut. Bulem tiga bulan kedua orang eks PATAS ini merasa kurang cocok dengan Jerry, apalagi setelah kegagalan show di Ambon, bubarlah The Ampy’s tanpa ribut2.
Kembalinya Edmond dari petualangan menggugah perasaan mereka bertiga untuk kembali menghidupkan PATAS dan mulai mencoba dari bawah. Secara kebetulasn mereka bertemu dengan NOMO KOESWOYO yang juga sedang sibuk membentuk band sendiri serta perusahaan rekaman sendiri,ingin mematahkan dominasi Remaco.Tutup ketemu tumbu. Mereka bertiga diajak untuk rekaman dibawah label Indo Music dan mengisi sebalik kaset yang sudah disediakan untuk NO KOES. Walau honor tak seberapa sebagai pembuka jalan kearah ketenaran,bila hal ini dimungkinkan mereka bertiga setuju. Mardanus yang masih lontang lantung di nite2 club walau sempat bentuk The Abstrak bersama Fuad setelah band Bina-Rianya bubar, ditarik untuk main organ,Wempi masih tetap main Bass, Maxie masih gitar pengiring, sedang Edmond berubah tugas dari melodi ke drum.
Walau nama mereka sudah tercetak dalam kaset ,walau kasetnya laku luar biasa akibat publikasi No Koes yang luar biasa. Mereka toh masih kurang puas dengan mutu yang dihasilkan,” sebetulnya ada lagu kami yang lebih berbobot,persis seperti anjuran si-Bung,yakni memasukan unsur Jazz kedalamnya. Tapi hal ini tidak disetujui Nomo, karena kurang komersiil”. Mungkin benar hal itu kurang komersiil,walau perlu dicoba dulu dan lebih baik menjadi band yang berdiri khas hingga dikenal karena ke-khasanya, dari pada jadi band kwacian. Bukan mustahil pihak Nomo selaku producer tidak menghendaki band kedua yang diperkenalkan malampui mutunya dari band pertama yang diandalkan. Ini dugaan penulis. Nah, kenapa tidak mencoba menawarkan diri ke perusahaan rekaman Irama yang sudah berubah menjadi Celebrating Studio dengan managernya Jack Lesmana? Bila mana perlu bahkan melupakan kenangan lama,berupa nama PATAS, berganti nama baru seperti yang dikatakan Nomo,”Barisan Sakit Hati”,atau singkatan dati itu.Selamat mencoba.(Zantha)
Ditulis ulang sesuai ASLINYA
Koes Plus memang legenda musik Indonesia .
BalasHapussetuju sampai saat ini belum ada group band yang sekreatif koes plus,begitu banyak lagu nyang diciptakan dan begitu banyak jenis musik yang dimainkan...
BalasHapusbetul memang belum ada tandingannya untuk koesplus koesbersaudara pada era sekarang
BalasHapusO Penyanyi Tua Lagu Mu Sederhana Lagu Dari Hatinya Terdengar Di Mana Mana
BalasHapusFormasi patas siapa aja sih? Info nya donk om
BalasHapusEdmond, muri, maxi, wempy
HapusKatanya papa dan dibenarkan oleh om murry bahwa papa pernah masuk dalam formasi patas band
BalasHapusOm tau sejarah PATAS dari mana om? Edmond baru saya meninggal tgl 17 Oktober 2023.
BalasHapus