Waktu hampir bersamaan ketika dua group
terkemuka Indonesia menampilkan kereasi masing-masing yang berbentuk
long-play koes plus volume IV dan
panbers volume I dengan berhasil angin besar menampakanya bertiup kembali ke
dunia pop music Indonesia.
Setelah apa yang mereka sendiri sebut
sebagai kegagalan dengan koesplus vol
III, anak-anak jawa timur ini kembali dengan lagu-lagunya yang cukup segar
dengan LP terbaru ini.
Suatu hal yang tak terelakan dalam dunia
music bila saling mempengaruhi. Kita liat saja misalnya Bad Fingers banyak sekali terpengaruh oleh The
Beatles. The Marbles sangat terikat oleh Bee Gees sendiri pun sewaktu masih di
Australia terkenal dengan sebutan Beatles dari Australia di sebabkan gayanya
yang mirip dengan Beatles . djadi tak perlu-lah kiranya kita menilai sejarah
negative bilamana koes plus dalam LPnya
ini terdapat pengaruh Bee Gees dan
beatles. Namun dijelaskan bahwa mereka
tetap memiliki kepribadian dan corak tersendiri .
Kemajuan yang berarti banyak terlihat pada drummernya ,
Murv. Pukulan dan yariasinya djauh lebih
up to date daripada djamanya ,,Deg Deg plas dulu. Djuga drumnya mulai distem dengan lebih
baik. Permainan piano Tonny tidak terlalu over acting, not-notnya sederhana
namun menarik. Semua ini menghiasi penyadjian long-play mereka yang paling
achir ini.
Aransemen yang kelihatan nya itu2 djuga
tidaklah mengurangi kebolehan mereka,
Eksperimen dalam menggali music rakyat cukup seronok ini dapat di lihat pada
lagu ,,Kerontjong pertemuan”, walaupun bukan irama kerotjong, namun terasa
sekali ciri khas lagu Indonesia nya (patut diketahui pula bahwasanya lagu girls
dari The beatels adalah hasil galian
dari lagu rakyat, demikian pula ,,Those were The Days adalah lagu rakyat
Gypsy).
Sayang bahwa lagu ,,Bertemu Dan berpisa
Tonny ?) suaranya agak sumbang. Kelemahan abadi koes-plus yaitu miskin akan improviasasi.
Terasa walau tertutup oleh daya kreasi mereka yang menonjol.
Lagu mereka yang patut diketengahkan
yaitu ,”Why Do You Love Me“ dengan aransemen gaja lama yang cukup menarik, lagu
,”Bunga Ditepi Djalan” yang mempunyai
kesempatan menampilkan diri sebagai top hit, djuga ,”Djangan Berulang
lagi” dan “kekasihku yang Hilang” serta ,”Djeritan Hatiku”.
Ucapan selamat perlu di tudjukan pula
kepada panbers dengan sukses mereka, Masa depan cukup cerah bagi putra-putra
panjaitan ini. Dengan manis sekali mereka berhasil memasukan unsure
,,underground music” kedalam ,,sweet music”Wadjar , tanpa dipaksakan. Ini
sungguh-sungguh membawa angin baru bagi dunia musik Indonesia.
Disamping lagu kami cinta perdamaian”
yang dewasa ini menjadi top hit di beberapa radio amatir, Haai adalah lagu yang
sangat menarik. Lagu gembira berirama santai sendja yang indah” sangat mengena
. Seyairnya pun cukup segar ……….
Walau kelemahan –kelemahan mereka masih
Nampak,misalnya caudanja terlalu standard. Variasi yang itu-itu, namun
pemunculan pertama ini cukup baik. Sekaligus mematahkan tjemo oh tjemooh yang
menganggap ,,panbers” hanya bias memainkan lagu-lagu tiga djurus saja. Jang
penting sekarang djanganlah mereka puas sampai disini sadja. Bagimana Hans ?
Dua band pembawa angin baru kedunia
pop-music kita ini tentu sadja diharapkan akan mematahkan dinasti djiplak” yang
melanda dunia music Indonesia. Mereka pun telah berdjasa memperkecil djarak
yang jauh ketinggalan dengan dunia pop-music barat
Dalam segi perekaman “(duanja direkam
oleh ,,Dimita“). Tjukup serasi terdengar komposisi suranja. Ini merupakan
factor penting djuga suksesnya kedua album tersebut.Sekali lagi:Bravo koesplus !viva
panbres!
Ditulis sesuai ASLINYA untuk penggemar KPB
SUMBER: kliping AKTUIL No.94