Munculnya beberapa berita release yang cukup gencar tentang bergabungnya kembali anak-anak Pak Koeswoyo dengan menyandang nama lama Koes Bersaudara dalam blantika musik Pop, agaknya tidak berpengaruh sama sekali dalam bursa perkasetan di Negara kita ini.
Mungkin hal ini disebabkan karena pamor mereka yang selama ini meninggi dalam dunia musik pop kini telah pudar oleh perkembangan musik yang dewasa ini mengalami kemajuan yang drastis.
Namun demikian hampir semua dealer kaset di Jakarta menantikan peredaran kaset mereka dengan debaran hati, dan ini mudah dimengerti karena harus diakui sampai saat ini masih banyak bertebaran penggemar Koes yang khususnya terdapat diaderah.
Dapat atau tidaknya grup usang Koes Bersaudara ini mendobrak pasaran belum seorang pun dapat menduga yang jelas kalau seperti apa yang dikemukakan NOMO beberapa waktu yang lalu tentang munculnya Koes Bersaudara dengan warna dan ciri khas mereka yang dulu juga, maka pasti pemunculan mereka yang merupakan ”Come Back” kali ini akan mendapat persaingan berat dari musik Pop dewasa ini yang kian bermutu.
Disamping itu kini arena musik pop masih digelimangi para vocalis yang menonjolkan suara-suara merdu sehingga secara otomatis peluang untuk grup band agak menyempit.
Terpisah dari masalah Koes Bersaudara kini banyak orang beranggapan bahwa dengan terbentuknya grup yang terdiri dari dinasti-dinasti Koeswoyo ini berarti KOES PLUS yang didalamnya terdapat penabuh drum MURRY telah terjadi perpecahan.
Tapi nyatanya tidak demikian, karena menurut MURRY yang kini berada di tempat persembunyianya di daerah Condet membantah keras pada Variasi, yang sengaja mengajukan pertanyaan itu.” Koes Plus tidak bubar, bahkan sampai saat ini belum ada tanda-tanda yang meretakan hubungan antara saya dan anak-anak pak koeswoyo itu” menyatakan Murry dengan tegas.
MENYINGKIR
Setelah terjadi konflik Murry dan istrinya Octorina yang juga seorang penyanyi yang sampai saat ini berhasil direkam suaranya oleh PT. Remaco dalam sebuah LP. Ternyata telah mengakibatkan murry menyingkir dari rumahnya yang selama ini bertengger megah di kawasan Cilandak. Konflik ini terjadi sehingga Murry dengan rela telah meninggalkan Octorina bersama tiga orang putra-putrinya yang masih memerlukan kasih saying seorang ayah.”hal ini tidak bisa saya hindari bung, tapi saya masih sering datang kesana untuk menjenguk anak-anak saya” menerangkan Murry dengan nada-nada yang lesu.
Dengan terjadinya peristiwa itu kini Murry mencari tempat yang agak tersembunyi yang dibelinya dengan uang yang ada padanya.Dari beberapa kalangan terdekat, Variasi mendapat informasi bahwa Murry angkat kaki dari rumah yang sampai saat ini masih ditempati oleh anak istrinya hanya dengan membawa sebuah mobil Honda civic warna abu-abu yang bernomor polisi B 234 GA dan beberapa potong pakaian.
Dan memang tampaknya demikian karena didalam rumahnya yang baru ini semua perabotan juga baru. Dalam ruangan tamu yang mungil itu tidak terpampang foto keluarga yang ada hanya sebuah foto Murry sedang main drum ukuran cabinet yang dipajang disamping piringan emas yang diterimanya dari PT. Remaco beberapa bulan yang lalu ketika lagunya yang berjudul “Mobil Tua“ mencapai predikat lagu favourit untuk tahun 1976/1977 melalui angket siaran ABRI.
BENTUK GRUP BARU
“kemungkinan untuk Koes Plus bubar ini kecil sekali bung, sebab dalam berorganisasi Tonny,Yok dan Yon, tampak kedewasaanya sehingga hampir semua persoalan dari yang kecil sampai yang besar kita putuskan bersama walaupun dalam hal ini Tonny mempunyai hak yang lebih menonjol karena dia pemimpin”.
“Tapi selama ini saya merasa tidak terasing ditengah-tengah mereka,sebab Tonny sebagai pimpinan saya anggap cukup bijaksana dalam memutuskan sesuatu,juga masuknya saya ke Koes Plus adalah karena ajakan Tonny untuk membentuk grup bersama saudara-saudaranya. Dan melalui Koes Plus lah saya baru bisa mengembangkan idea saya yang kebetulan sama dengan idea anak-anak pak koeswoyo ini, oleh sebab itu terasa sekali sampai saat ini kekompakan kami” menerangkan Murry tentang organisasi yang berlaku dalam tubuh Koes Plus.
Dipandang dari segi permainan, Murry bukanlah termasuk pemain drum yang bisa diketengahkan dalam dunia internasional seperti halnya dengan, Eddy Tulis, Benny Mustafa, namun dalam dunia musik pop di Indonesia, Murrylah yang dijadikan standard dalam mempertahankan beat. Permainan Murry bila dipandang dari segi sekolah musik khusus untuk drum sebenarnya tidak berarti banyak bahkan ada beberapa pukulan yang menyimpang dari methode namun untuk penggemar musik pop permainan Murry sukar untuk dicari tandingannya.
Tidak sedikit pemain-pemain dari grup-grup lain mencoba menirunya namun tidak berhasil dan kelebihan inilah yang merupakan cir khas Murry yang sudah sewajarnya dicatat dalam sejarah musik pop di Indonesia. Dan harus diakui bahwa kehidupan dari musik Koes plus selama ini adalah berkat beatnya yang mantap dari pukulan – pukulan stick Murry diatas kulit drumnya. Ini merupakan masalah yang harus dipecahkan oleh Nomo Koeswoyo dalam menempati kedudukan Murry di dalam kelompok Koes Bersudara, dan bukan tidak mungkin bila permainan Nomo tidak bisa menyaingi Murry akan mengakibatkan hambarnya musik Koes Bersaudara nantinya.
Pada waktu Variasi mendatangi rumah Murry yang letaknya agak tersembunyi ia sempat menyodorkan tulisan dari salah satu majalah terbitan ibu kota yang menulis tentang bergabungnya Murry dengan beberapa musisi yang sering muncul sebagai pemain-pemain yang mendampingi Yopie Item seperti: Wimpy,Alex, dan lain-lain. “ ini wartawan menulis semaunya saja,tanpa mencari informasi yang benar,” katanya dengan nada yang kesal. “ memang beberapa waktu yang lalu saya pernah bantu Wimpy dalam menyelesaikan rekamannya,tapi itu hanya dua lagu karena pemain drumnya tidak hadir,tapi itu bukan berarti saya menggabungkan diri dengan Wimpy Cs” sambungnya lagi.
Sejak pertengahan bulan April 1977, Murry telah mengumpulkan beberapa pemain dari Surabaya yang ditampungnya dirumah itu agar setiap hari dapat mengadakan latihan. Berkat keuletan Murry dengan rekan-rekannya yang baru ini dalam mengolah musik, maka kini mereka telah mengadakan rekaman baru di Remaco. Melalui musik dasar yang baru saja diselesaikan Variasi dapat menduga sampai dimana jauhnya idea Murry kali ini telah berhasil dituangkan ke dalam musik hasil kerja grupnya yang baru ini.
Didalamnya terdapat akord-akord yang segar yang diserasikan dengan tempo-tempo ciri Koes Plus dan hal ini diakui Murry bahwa grupnya yang diberi nama Murry’s grup ini akan menciptakan musik-musik yang agak bermutu tapi tidak meninggalkan segi komersiilnya. “ untuk volume perdana ini, Murry’s grup akan terjun kepasaran melalui peredaran kasetnya yang diberi judul “PALAPA”. Berkisah Murry dengan rencanannya.
“ Tapi ada dua lagu yang membuat saya optimis dalam mendobrak pasaran, yakni Palapa yang saya pakai untuk judul dan ada sebuah lagu lagi yang saya beri nama Papiku Mamiku,” sambungnya lagi.
“ Baru-baru ini saya ada membuat beberapa buah lagu dan kebetulan Eddy Silitonga minta lagu dari saya, setelah saya teliti maka dari sekian banyak lagu-lagu itu ada dua buah lagu yang cocok untuk dia.”
“Lagu-lagu itu adalah “Mama” yang dipakai untuk reklame di televise dan “tak rela,” dalam membawakan lagu-lagu itu Eddy saya anggap sebagai satu-satunya vokalis yang cocok dan tampaknya lagu Mama akan bisa Top”
Melihat lagu-lagu yang jadi andalan Murry dalam arena musik pop dewasa ini banyak yang terdapat dalam volume perdanannya dengan judul: “Papiku Mamiku” dan kedua buah lagu yang diciptakan untuk Eddy Silitonga yang masing-masing berjudul “Mama” dan”Tak Rela” maka jelaslah bahwa lagu-lagu ini timbul sebagai jeritan hati Murry yang sampai saat ini masih dirundung oleh kenyataan hidup yang pahit.(Robert dF )
Ditulis ulang sesuai ASLINYA untu penggemar KOES PLUS
Sumber : Variasi No.180. 13 Mei 1977
Foto Murry tidak bisa kami tampilkan karena kualitas scan kurang baik.
(Tuliskan komentar anda setalah membaca tulisan ini )